Welcome Guest. Sign in or Signup

0 Answers

Tren Pewarnaan Rambut Bangkitkan Pasar Salon Mampukah ?

Asked by: 3 views Uncategorized

Tren Pewarnaan Rambut Bangkitkan Pasar Salon Mampukah ?

Masing-masing merk itu kuasai distribusi salon yang berbeda. Dari keseluruhan 115.000 jumlah salon yang skynailsredmond.com tercatat di Indonesia, Matrix kantongi jumlah salon paling besar, sekitaran 5.000 salon. Dan L’Oreal Professionnel 2.400 salon, dan Kérastase 140-an salon.

Seksi professional L’Oréal memang tidak jor-joran saat menebar content promo dengan format tvc atau iklan luar ruangan saat menarik pasar salon. Namun, merk ini akui lakukan investasi besar pada sektor pembelajaran.

Sama seperti yang dianggap Queentia, L’Oréal Professionnel kerap melangsungkan training ke beberapa hairdresser Indonesia untuk mengoptimalkan ketrampilannya dalam teknik menyalon, baik itu cutting, blow, creambath, colouring, smoothing, hair light, hair toning, rebonding, pengeritingan, sampai faktor lain di luar rambut seperti pedicure, medicure. massage, facial, dan yang lain.

Untuk contoh, L’Oréal Professionnel sebelumnya sempat melangsungkan Colour Certification Program, sebuah training teknis yang mempunyai tujuan cetak colorist handal dan bersertifikat internasional.

“Di Indonesia, banyak hairdresser tidak memiliki sertifikasi profesi. Kami membuat L’Oréal Academy untuk memberikan peluang itu (ambil kelas sertifikasi),” tutur Queentia.

Selainnya dari segi teknik, L’Oréal memperlengkapi hairdresser langkah mengurus binis salon, dimulai dari faktor pemasaran sampai keuangan lewat L’Oréal Business School. “Kami melakukan investasi besar pada pembelajaran hairdresser. Karena, kami yakin, bila usaha kami ingin tumbuh, salon harus juga tumbuh,” ujarnya.

Hair Color is The New Make Up

Selainnya lakukan aktivitas pembelajaran, L’Oréal Professionnel aktif melalukan promo pada media digital. Ini kali, merk itu menggemakan kampanye Hair Color is The New Make Up. Kampanye ini mempunyai tujuan menggerakkan customer supaya berani ekspresikan diri lewat beragam warna rambut.

“Promosi marketing kami hampir 100% digital. Sedikit yang ATL (Above The Line). Karena, tren-tren warna rambut berkembang di dunia digital,” argumennya.

Kampanye di atas sebetulnya mempromokan produk terbaru dari L’Oréal Professionnel, yakni Smartbond, sebuah serangkaian produk yang menolong customer mendapatkan hasil pewarnaan yang lebih bagus.

Produk ini di-claim sanggup hilangkan dampak negatif rambut rusak, seperti rambut kering, bercabang, sampai rontok saat lakukan service kimia di salon.

Smartbond terdiri dari 3 produk, yaitu Additive dan Pre-Shampoo yang ada lewat service pewarnaan dan struktur di salon, dan Conditioner yang dipakai di dalam rumah sekali satu minggu sesudah lakukan service kimia di salon.

Produk ‘tambahan’ ini diharap bisa tingkatkan basket size customer saat di salon, terutama untuk mereka yang kerap lakukan service kimia. Adapun rerata ongkos service pewarnaan rambut di salon dimulai dari Rp 200.000-an sampai juta-an rupiah, bergantung tingkat kesukaran, teknik, dan panjang-pendek rambut.

“Cukup dengan menambahkan Rp 50.000 saja per treatment, customer akan mendapat faedah lebih dari Smartbond. Mereka tidak harus trauma akan rambut rusak,” terang wanita yang sudah bekerja sepanjang 14 tahun di perusahaan asal Paris ini.

Selainnya pewarnaan rambut, produk ini bisa dipakai untuk berbagai service kimia yang lain berada di salon, termasuk pengeritingan dan pelurusan. Namun, Smartbond tidak ada di 2000an salon sebagai partner L’Oréal Professionnel, tetapi cuma terbagi di 700an salon.

“Kami tentukan distribusi produk ini di salon-salon yang setiap harinya ada kegiatan service kimia,” ucapnya.

Queentia percaya inovasi itu pada akhirannya bisa memacu kenaikan service pewarnaan rambut di salon dan sudah pasti menolong mengangkat usaha salon. Apalagi, berdasar pantauannya, 50% customer salon di Indonesia berumur di bawah 35 tahun. Yang bermakna jika barisan umur ini condong ingin melakukan eksperimen dalam berpembawaan, termasuk memberi warna rambut.

“Dan, customer umur 35 tahun ke atas, mereka tiba salon umumnya untuk tutupi uban dengan warna tenang. Sekarang, mereka mulai dipengaruhi partnernya yang muda untuk coba memakai beberapa warna rambut lebih colourful,” tutup wanita lulusan Teknik Sipil Kampus Indonesia ini.

Answer Question