Rawat Warisan Bangsa lewat Permainan Tradisional Anak
Asked by: tifate9342 1 views Uncategorized
Rawat Warisan Bangsa lewat Permainan Tradisional Anak
Anak dan permainan ibarat dua sisi mata uang clickbet88 yang tidak dapat dipisahkan. Selain sebagai perangsang tumbuh dan kembang anak, permainan juga dapat menjadi medium untuk mewarisi nilai-nilai luhur bangsa. Jamaknya permainan tradisional di Indonesia yang telah bertahan melintas masa tentu menjadi modal sejarah yang perlu dirawat pada generasi yang berbeda.
Keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia turut bermuara pada banyaknya jenis permainan tradisional. Menurut catatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun 2018 terdapat 766 permainan tradisional di Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki permainan khas yang menemani masa bermain anak.
Permainan tradisional yang kini telah dikenal oleh Indonesia tidak muncul dengan tiba-tiba. Sebagian di antaranya telah ada di Indonesia sejak zaman autokrasi, sementara beberapa di antaranya dikenal berkat relasi dagang yang dilakukan oleh beberapa kerajaan Indonesia dengan bangsa lain.
Tarik tambang, misalnya, jenis permainan ini telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Jejak permainan ini terekam dalam Kakawin Nagarakrtagama. Tarik tambang menjadi salah satu permainan yang ditampilkan dalam pesta yang dihadiri oleh rakyat.
Catatan sejarah panjang juga terselip di balik permainan congklak. Permainan ini diperkirakan berasal dari Timur Tengah dan mulai dikenal di Indonesia seiring kontak dagang yang terjadi antara pedagang di Nusantara dan para pedagang Arab berabad-abad silam. Hingga kini, congklak menjadi permainan tradisional yang dikenal pada sebagian besar wilayah di Indonesia dengan nama yang beragam.
Di Sulawesi Selatan terdapat permainan gasing yang telah dikenal sekitar abad ke-17 atau sekitar tahun 1600-an. Permainan gasing ini diperkirakan berasal dari Sumatera sebelum di bawa ke Sulawesi. Artinya, gasing telah dikenal sebagai permainan di tanah Andalas jauh sebelum abad ke-17.
Permainan daerah
Warisan permainan tradisional yang terus dirawat dan bersisian dengan liku sejarah bangsa menjadi faktor pendorong banyaknya jenis permainan pada setiap wilayah. Permainan ini mengalami metamorfosis sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing. Walakin, selayaknya permainan tradisional, tata cara permainan masih dilakukan sesuai dengan norma pada suatu wilayah.
Bagi daerah yang memiliki keelokan alam, permainan tradisional identik dengan bahan baku yang juga berasal dari alam. Di daerah Papua, misalnya, terdapat permainan bokhasu khave atau lengkuas hutan.
Permainan ini dimainkan oleh anak-anak berusia 10-13 tahun dalam bentuk regu dengan memanfaatkan pohon lengkuas sebagai tombak dalam permainan. Jika anak dalam regu terkena tombak, anggota regu dinyatakan gugur. Permainan ini bermanfaat bagi masyarakat sekitar untuk melatih penggunaan tombak dalam berburu.
Sementara di daerah Maluku, permainan tradisional juga berkembang sesuai karakteristik daerah bahari. Salah satunya adalah permainan lalavoar atau menangkap ikan dengan memanfaatkan jaring laba-laba serta pelampung dari kelopak bunga kelapa yang telah kering. Permainan ini dilakukan oleh anak usia 7-12 tahun yang diiringi dengan syair dari daerah setempat. Permainan akan dihentikan saat ikan telah tertangkap.